Monday, December 1, 2014

Cerita dibalik gagalnya Timnas u-19


Banyak orang berpikir tentang kegagalan. Takut gagal padahal belum mencoba.Kegagalan merupakan kejadian yang menurut sebagian orang mungkin, sebaiknya hilang dan musnah dari kehidupan. Namun, kegagalan merupakan hal yang sepatutnya akan dialami oleh setiap orang. Mungkin sebagian orang belum mengalaminya, namun untuk mengalaminnya hanya tinggal menunggu waktu saja. Jika direnungkan kegagalan sama layaknya dengan kematian, hanya saja kematian akan hanya dialami sekali, sedangkan kegagalan mungkin bagi sebagian orang tidak mengalaminya sekali saja.



Sama halnya layaknya Timnas yang selama ini menjadi tumpuan harapan masyarakat pecinta bola di Indonesia, yakni Timnas U-19. Mereka mungkin mengalami kegagalan yang paling pahit sepanjang hidupnnya untuk saat ini. Ditambah lagi hujatan dari beberapa orang yang menganggap pengorbanan mereka selama satu tahun belakangan ini tidak ada artinya.

Masyarakat Indonesia yang mendukung mereka mungkin merasakan luka, namun luka yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia tidaklah sebanding dengan luka yang mereka rasakan. Jika di ibaratkan, luka yang dirasakan masyarakat Indonesia hanyalah goresan luka kecil dan akan menghilang setelah beberapa waktu. Namun, luka yang mereka rasakan layaknya luka hasil tikaman, yang bekasnya itu butuh waktu yang lama untuk sembuh, bahkan mungkin tidak akan hilang.

Tangisan mereka, tidakkah cukup menggambarkan apa yang mereka rasakan saat ini, begitu dalam luka yang mereka rasakan, padahal umur mereka masih belia, begitu berat beban yang mereka pikul padahal pundak mereka belum begitu kuat untuk memikulnya. Haruskah mereka yang memikul seluruh beban kegagalan mereka? Kegagalan ini bukanlah kegagalan mereka sebagai Timnas. Tapi, kegagalan ini adalah kegagalan milik seluruh rakyat Indonesia. Jadi, berhenti menghujat dan menyalahkan mereka atas kegagalan ini.

Saat ini federasi sepak bola Indonesia harus berbenah diri. Sepak bola Indonesia harus dibangun dengan pondasi yang kuat. Pondasinya tentu saja pembinaan timnas kelompok kelompok usia muda.  Salah satu caranya mungkin, dengan menghidupkan kembali kompetisi kompetisi antar kampung atau yang lebih dikenal dengan tarkam. Karena tidak sedikit pemain timnas yang mengawali bermain sepak bola dari kompetisi tersebut. Tentu saja kompetisi tersebut haruslah dibina dibawah naungan federasi sepak bola Indonesia.

Tentu akan butuh waktu yang lama untuk menikmati hasilnya, namun pengembangan sepak bola Indonesia dari usia muda sangat perlu dilakukan. Meski hasilnya tidaklah secepat dan instant layaknya jika memainkan pemain naturalisasi. Jika dilihat perkembangan sepak bola Indonesia ketika dibela oleh pemain – pemain naturalisasi tidaklah berubah secara signifikan. Skill dan gaya bermain mereka tidaklah begitu mencolok dari pemain-pemain asal Indonesia.

Indonesia merupan salah satu negara yang sangat antusias dengan yang namanya sepak bola. Bisa dilihat ketika ada tim-tim kuat Eropa yang datang mengunjungi  Indonesia bisa dilihat betapa antusiasnya mereka ketika Stadion Gelora Bung Karno penuh tanpa celah. Dari segi komersial,  ini adalah sasaran empuk klub-klub sepak bola Eropa untuk menghasilkan pundi-pundi uang bagi kas klub mereka. Sebenarnya ini juga bisa dimanfaatkan oleh federasi sepak bola Indonesia jika prestasi sepak bola Indonesia membanggakan. Hal tersebut terbukti ketika Timnas U-19 melakukan tur nusantara, tur Eropa, dan berbagai uji coba lainnya. Tentu ada pundi-pundi uang yang dihasilkan dari hak siar pertandingan tersebut.

Dari semua kegagalan yang dialami oleh Timnas-U19 ini, merupakan pembelajaran bagi seluruh jajaran petinggi federasi sepak bola Indonesia untuk segera membenahi sistem yang ada. Tak usah menyalahkan siapapun atas semua kejadian yang menimpa Timnas U-19. Tetap dukung mereka, karena mereka masih muda dan perjalanan mereka masih panjang. Meski tidak ikutserta dalam pegelaran Piala Dunia U-20,bukanlah akhir perjalanan dari sepak bola Indonesia. Masih  banyak gelar yang mungkin mereka persembahkan untuk negara ini.

SAVE AND SUPPORT OUR NATIONAL TEAM

No comments:

Post a Comment